Jumat, 23 Desember 2016

Tentang kekasihku

Dear orangtuaku yang sangat membenci kekasihku..

Dia memang bukan orang yang sempurna secara fisik, tapi hatinya sangat baik.
Dia memang bukan dari kalangan orang berada, tapi dia tidak pernah menyusahkanku.
Dia memang sempat tidak bekerja beberapa tahun saat bersamaku, tapi dia tidak pernah meminta apa pun dariku.
Saat aku kehilangan uang, dia orang pertama yang akan menggantinya.
Saat aku melakukan kesalahan, dia orang pertama yang memelukku dan bilang jangan takut lain kali lakukanlah dengan benar.
Saat aku sangat marah tak terkendali, dia hanya diam mendengarkan ocehan dan tangisanku lalu menenangkanku.
Memang dia suka berkata putus, karena kadang dia gak bisa menahan emosi karena rengekanku.
Memang aku sering menangis karena dia dulu sering menolak bertemu, tapi dibalik itu dia hanya gak ingin aku mengeluarkan uang saat dia belum bekerja.
Dia orangnya sangat pemalu, bahkan untuk membeli sesuatu harus menyuruh seseorang, tapi aku bisa menerima itu seperti dia menerima kekuranganku.
Saat aku bercerita temanku yang belum mendapatkan uang kiriman dari orangtuanya, dia menawarkan memberiku uang untuk dibelikan makanan dan dimakan bersama temanku walau aku selalu menolak karena tau dia sendiri serba kekurangan.
Dia orang yang humoris, sehingga saat aq bersama dia, selalu tertawa dengan sikap konyolnya.
Dia selalu makan apapun masakan yang aku buat, walaupun hanya menggoreng tahu dan sambel.
Mungkin kalian hanya melihat dari sudut luar tanpa melihat hatinya, tapi aku benar benar bahagia bersamanya. Sangat bahagia walaupun aku harus hidup dengan gajinya yang lebih kecil yang jauh dibawah orangtuaku.

Selasa, 20 Desember 2016

My little diary

Dalam hidupku, aku hanya mencintai 1 orang, tetapi harus dipisahkan paksa oleh orangtuaku, mereka membawaku ke dukun berkedok ustad dan mengatakan bahwa aku kena guna guna. Aku dipaksa minum air yang berbau kembang entah apa namanya. Aku sangat tidak menyukai aromanya, seperti harus minum parfum yang rasanya ingin muntah. Mereka melakukan apa yg menurut mereka benar, dan aku hanya bisa mengikuti walau hampir tiap malam hanya bisa menangis. Aku hampir tidak percaya seorang temanku untuk menceritakan semua yang aku rasa, karena orangtuaku akan selalu mengorek informasi dari mereka. Aku hanya bisa berbicara pada boneka yang ku beri nama sashi, karena hanya sashi yang bisa menyimpan rahasiaku rapat-rapat